TERBARU

Rabu, 31 Agustus 2016

Peran Radio dalam Dakwah

Peran Radio dalam Dakwah

Dakwah radio atau dakwah melalui radio artinya memperlakukan dan memanfaatkan media paling populer di dunia ini seperti: channel, sarana, atau alat untuk mencapai tujuan dakwah.Jenis program dakwah di radio, selain ceramah dan dialog Islam(talkshow), Materinya terjemahan hadits, ayat Al-Quran, ungkapan sahabat Nabi Saw,nasihat ulama, atau mutiara kata Islami. Jadi, di tengah keasyikan menikmati –misalnya--lagu-lagu pop Indonesia, para pendengar “didakwahi” secara “tidak sadar”. Para da’i dan lembaga-lembaga dakwah harus memanfaatkan radio untuk menebarkan risalah Islam.

Pilihannya, mendirikan radio dakwah atau sekadar berdakwah di radio. Jika pilihannya berdakwah di radio, maka sang da’i harus dibekali ilmu dan teknik siaran (announcingskill) agar mampu siaran layaknya penyiar profesional. Alternatif lain, lembaga dakwah membuat paket-paket program religius, seperti drama radio, feature, atau sekadar insert/spot renungan Islami yang dikemas semenarik mungkin untuk disiarkan diradio.Media radio terbukti efektif sebagai sarana komunikasi massa yang bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan menembus batas, terlebih dengan adanya fasilitas streaming (internet). Radio dakwah dan pun sangat prospektif mendatangkan iklan, khususnya produk-produk Islami.

Dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. Mengajak ke jalan Allah wajib hukumnya. Keberhasilan ajakannya mencerminkan prospek dan pelestarian perkembangan Islam di masa mendatang, sebab maju dan mundurnya agama terletak di tangan penganut-penganut-Nya.

Disinilah, maka bimbingan dan penyuluhan agama berperan dalam membangkitkan daya rohaniyah manusia melalui iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Di samping itu, sebagai landasan proses kegiatan dakwah dan penerangan agama yang harus dilaksanakan dalam berbagai lapisan masyarakat.

Oleh karena itu, sebagai sarana penyiaran agama radio juga dapat memberikan rangsangan terhadap persepsi atau tanggapan dan tingkah laku bagi masyarakat banyak. Masyarakat sensitif terhadap informasi, bahkan menjadi salah satu kebutuhan pokok selain kebutuhan sandang, pangan dan papan. Semakin banyak orang berhubungan dengan informasi, maka akan semakin banyak pula pengetahuan bagi dirinya. Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya.

Dalam menerima pesan dakwah yang disampaikan tentu saja masyarakat berbeda dalam menerimanya. Begitu juga kepastian tingkat efektifitas pemanfaatan media dakwah. Radio dalam proses berbeda dengan keberadaan pada daya serap pemahaman terhadap nilai yang disampaikan melalui masing-masing media dakwah.

Dengan demikian radio dalam proses dakwahnya berbeda dengan keberadaan media dakwah lainnya. Misalnya dalam penyiaran-penyiaran yang berupa ceramah tentang keagamaan yang semuanya itu merupakan upaya penyebaran ajaran yang mudah diterima masyarakat sebagai pedoman hidup guna memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tiga alasan mengapa radio semakin dilirik, karena sifat ketersegeraan (actuality), berita radio yang tersaji secara langsung menjadi primadona karena aktualitas dan objektivitasnya terjamin tanpa rekayasa ulang dari redaktur. Sifat format kemasan (bodystyle), kemasan berita radio dewasa ini makin bervariasi, sehingga memudahkan pendengar (audien)untuk memilih kemasan yang pas buat mereka, dan mencatat waktu penyiaran yang sesuai dengan kesibukan mereka. Sifat lokalitasnya, sebagai sarana komunikasi publik, radio menganut prinsip segmentasi menurut kedekatan geografis dan prilaku sosial masyarakat sekitarnya. Prinsip ini mengharuskan radio bersifat sangat lokal, dan karena itu radio lebih mampu menyerap lebih dalam aspirasi lokal dan menyiarkannya.

Kehadiran radio sebagai media dakwah adalah sudah lama dimanfaatkan, bagaimana mengemas dakwah melalui media radio agar lebih efektif masih merupakan hal yang perlu dikaji lebih dalam oleh pengelola radio dan lembaga-lembaga dakwah. Terkait dengan efektifitas tersebut maka ada hal yang paling mendasar yang perlu dikaji yakni berkaitan dengan format program siaran dakwah Islam, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai keterbatasan waktu yang disediakan untuk program siaran dakwah Islam di radio yang relatif sedikit. 

Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Radio sebagai Media Dakwah, diantaranya:

A. Daya Langsung

Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat. Selanjutnya kita juga dapat melihat perbandingan daya langsung radio siaran dengan media cetak. Suatu pesan dakwah yang disampaikan melalui media cetak membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang kompleks dan membutuhkan waktu yang relativ lama.

Sedangkan dalam radio siaran, pesan dakwah sudah dapat dikoreksi dan dicek kebenarannya, serta dapat langsung dibacakan, bahkan radio siaran dapat langsung menyiarkan suatu peristiwa yang tengah berlangsung melalui siaran reportase atau siaran pandangan mata. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa radio siaran seharusnya lebih aktual ketimbang surat kabar. Demikian juga dalam proses penyampaian peasan dakwah melalui radio.

B. Daya Tembus

Daya Tembus merupakan Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekutan, yaitu daya tembus radio siaran, dalam arti tidak mengenal jarak dan rintangan. Gunung-gunung, lembah-lembah, padang pasir, rawa-rawa maupun lautan dapat ditembus oleh siaran radio.

C. Daya Tarik

Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuatan ialah daya tariknya yang kuat.

Share this:

Posting Komentar

 
Designed By OddThemes & Distributd By Blogger Templates