TERBARU

Senin, 29 Agustus 2016

Penulisan Kata Dasar dan Turunan


Penulisan Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya :

Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.

Penulisan Kata Turunan

1.      Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Misalnya :

Bergeletar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan.

2.      Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Misalnya :

Bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.

3.      Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata ditulis serangkai.

Misalnya :

Menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan.

4.      Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya :

Adipati, aerodinamika, antarkota, audiogram, awahana, bikarbonat, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, dekameter, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektronika, infrastruktur, instrospeksi, kolonialism, kosponsor, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi, Pancasila, panteisme, paripurna, poligami, prasangka, purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofional, subseksi, swadaya, telepon, transmigrasi, tritunggal, ultramodern..

Catatan :

(1)   Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu ditulis tanda hubung (-)

Misalnya :

Non-Indonesia, pan-Afrikanisme.

(2)   Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan dasar, gabungan itu ditulis terpisah.

Misalnya :

Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

Share this:

Posting Komentar

 
Designed By OddThemes & Distributd By Blogger Templates