TERBARU

Selasa, 06 September 2016

Potret Masyarakat Kera

POTRET MASYARAKAT KERA

Allah SWT berfirman:

“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, ‘Jadilah kamu kera yang hina.’” (QS. al-A’raf [7]: 166)

Al-Qur’an menerangkan satu kondisi masyarakat yang berubah menjadi kera yang hina sebanyak tiga kali. Semua yang dimaksudkan adalah orang-orang Yahudi.

Masyarakat yang berubah menjadi kera –terlepas dari perbedaan ahli tafsir-, ada yang mengatakan ini perumpamaan dan ada yang mengatakan bahwa mereka benar-benar berubah menjadi kera. Mereka dikutuk Allah karena mereka melakukan tindak kriminalitas agama. Antara lain:

1. Melanggar aturan Allah

Allah SWT berfirman:

“Dan sesungguhnya telah kami ketahui orang-orang yang melanggar  di antaramu pada hari sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, ‘Jadilah kamu kera yang hina’.” (QS. al-Baqarah [2]: 65)

Ayat ini menjelaskan sebuah pelanggaran yang dilakukan sekelompok orang Yahudi di mana mereka bermaksiat kepada Allah dan merusak janji-Nya yang diambil dari mereka berupa menghormati hari sabtu sebagaimana di terangkan dalam firman Allah:

“Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air dan di hari-hari yang bukan sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (QS. al-A’raf [7]: 163)

Ikan dalam kisah di ayat ini merupakan media untuk menguji sejauh mana kesabaran orang-orang Yahudi dan konsisten mereka terhadap janjinya. Ternyata sejarah dan fakta selalu membuktikan bahwa Yahudi dan yang sejenisnya senantiasa tidak sabar dan tidak menepati janji.

2. Menyembah Thagut

Allah SWT berfirman:

“katakanlah, ‘Apakah akan Aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah. Di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thagut.?’ Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. al-Ma’idah [5]: 60)

Di antara karakter masyarakat yang bermental kera adalah masyarkat yang menyembah atau mengabdi pada thagut. Thagut adalah setiap kekuasaan yang tidak bersandar kepada kedaulatan Allah. Thagut juga berarti setiap hukum yang tidak berdiri atau berpijak pada syariat Allah. Thagut bisa berupa setiap permusuhan untuk menentang kebenaran. Sementara melawan kekuasaan, kedaulan dan ketuhanan Allah merupakan perlawanan dan pembangkangan yang paling sadis dan biadab dari sebuah pengertian thagut yang paling dalam, baik secara bahasa atau secara makna.

Ahli kirab yang di dalamnya ada orang-orang Yahudi tak menyembah orang-orang ‘alim dan rahib mereka. Mereka mengikuti ajarannya dan meninggalkan ajaran Allah, maka Allah menyebut mereka sebagai penyembah-penyembahnya dan menyebut serta memvonisnya sebagai orang-orang yang musyrik. Mereka tidak menyembah penguasa otoriter atau thagut dalam bentuk sujud dan ruku. Tapi dalam pengertian menjadi subordinasi atau mengekor serta tunduk secara buta. Ini adalah bentuk ibadah atau pengabdian yang mengeluarkan pelakunya dari beribadah kepada Allah dan dari agama Allah.

Allah SWT berfirman:

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuahn selain Allah,  dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyebah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. at-Taubah [9]: 31)

3. Sombong

Allah SWT berfirman:

“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya; ‘Jadilah kami kera yang hina.’” (QS. al-A’raf [7]: 166)

Masyarakat yang sombong terhadap nasihat dan peringatan Allah melalui para da’i adalah masyarakat yang berhak menerima siksaan yang keras sebagai balasan terhadap kezalimannya. Azab yang keras dalam hal ini adalah perubahan dari bentuk manusia menjadi kera. Mengapa mereka menjadi kera? Mereka berubah menjadi kera karena kerelaan dan kesediaannya untuk menyerah dan meninggalkan kemanusiaannya. Saat itulah mereka meninggalkan karakteristiknya yang paling elementer, yaitu sebuah cita-cita yang melahirkan motivasi positif. Tetapi mereka memilih dunia lain, yaitu dunia binarang, maka balasan kezalimannya sepadan dengan pilihan kebinatangan tersebut, yaitu menjadi kera yang hina.

Allah SWT berfirman:

“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamarkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” (QS. al-A’raf [7]: 165)

Share this:

Posting Komentar

 
Designed By OddThemes & Distributd By Blogger Templates