Mitos Seputar Rumah
Mitos Seputar Rumah
Artikel ini disarikan dari kajian yang disampaikan oleh Ustadz Abdurrohim Lili, Lc., dalam rubrik Kuliah Islam dengan tema Mitos Seputar Rumah, yang disiarkan di Radio Fajri 99.3 FM. Berikut adalah audio kajian yang dapat Sobat AKT dengarkan untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang mitos-mitos seputar rumah dalam pandangan Islam.
Nikmat Rumah sebagai Tempat Tinggal dan Perlindungan
Allah memberikan kepada kita banyak sekali nikmat. Di antara nikmat yang Allah berikan kepada manusia adalah nikmat rumah sebagai tempat tinggal. Allah berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 80.
وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْۢ بُيُوْتِكُمْ سَكَنًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنْ جُلُوْدِ الْاَنْعَامِ بُيُوْتًا تَسْتَخِفُّوْنَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ اِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ اَصْوَافِهَا وَاَوْبَارِهَا وَاَشْعَارِهَآ اَثَاثًا وَّمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ
"Allah menjadikan bagimu rumah sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu dari kulit binatang ternak (sebagai) rumah (kemah) yang kamu merasa ringan (membawa)-nya pada waktu kamu bepergian dan bermukim. (Dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing peralatan rumah tangga serta kesenangan sampai waktu (tertentu)." (QS. An-Naḥl [16]:80)
Allah memberikan ilmu kepada manusia tentang bagaimana cara membangun rumah sebagai tempat tinggal. Di dalam rumah, manusia dapat berlindung dari segala macam gangguan, bisa berteduh dari panas dan hujan, saling berbagi dengan keluarga, serta mendapatkan manfaat-manfaat lainnya yang bisa diperoleh dari dalam rumah.
Namun, amat sangat disayangkan ternyata masih banyak mitos yang beredar di tengah-tengah masyarakat terkait dengan rumah. Mitos ini dipercaya secara turun-temurun dan kebenarannya tidak bisa dibuktikan, sehingga mitos ini tidak dapat dipercaya.
Mitos-Mitos Seputar Rumah yang Berkembang di Masyarakat
Di antara mitos-mitos yang berkembang di masyarakat mengenai rumah adalah sebagai berikut:
Mitos Rumah Tusuk Sate
Rumah yang berada tepat di ujung jalan atau di persimpangan membentuk huruf T sering disebut "rumah tusuk sate." Sebagian masyarakat percaya bahwa rumah ini membawa kesialan bagi penghuninya, seperti sering sakit, kehidupan yang tidak harmonis, sering bertengkar, serta merasa tidak nyaman. Selain itu, diyakini bahwa rumah tusuk sate akan membawa pengaruh buruk terhadap keuangan, seperti rezeki yang seret atau kesulitan mendapatkan penghasilan.Rumah dengan Nomor 4 dan 13
Angka 4 dan 13 dianggap sebagai angka sial. Karena itu, banyak pengelola perumahan, hotel, atau gedung yang menghindari penomoran kamar, lift, atau rumah dengan kedua angka ini.Mitos Rumah dengan Pintu Sejajar
Rumah dengan pintu-pintu yang sejajar lurus dari depan ke belakang, seperti pintu halaman, pintu kamar utama, dan pintu belakang, diyakini tidak dapat menahan energi positif. Energi tersebut dianggap langsung keluar dari pintu belakang, yang diyakini menyebabkan keborosan, kesulitan mengelola keuangan, serta rezeki yang cepat habis.Mitos Rumah Menghadap Timur
Beberapa orang percaya bahwa rumah yang menghadap ke arah timur membawa energi negatif yang dapat menyebabkan kehidupan penghuni rumah tidak harmonis, sering sakit, sering bertengkar, menghadapi kesulitan ekonomi, dan masalah lainnya.Mitos Rumah di Posisi Huk (Sudut Jalan)
Rumah di posisi sudut jalan atau huk diyakini membawa pengaruh buruk, seperti kesulitan dalam karier dan seringnya keributan antar anggota keluarga.Mitos Rumah dengan Tanah Berbentuk Kerucut
Rumah yang memiliki tanah lebih luas di bagian depan dan menyempit di bagian belakang diyakini membawa kesulitan ekonomi bagi penghuninya. Sebaliknya, tanah yang sempit di depan dan meluas ke belakang dianggap membawa kemakmuran dan kekayaan, meskipun ini juga termasuk mitos.Mitos Rumah dengan "Ruang Mayit"
"Ruang mayit" merujuk pada ruangan berukuran sekitar 2x1 meter yang menjadi pemisah antara satu ruangan dengan ruangan lainnya, seperti lorong buntu. Diyakini bahwa rumah dengan ruangan semacam ini akan terasa panas, tidak nyaman, dan membuat penghuninya tidak betah.Mitos Membangun Rumah di Depan/Belakang Rumah Orang Tua
Ada kepercayaan bahwa jika membangun rumah di depan atau belakang rumah orang tua, kesialan salah satu penghuni rumah akan menular ke penghuni lainnya.Mitos Pintu Rumah Menghadap Pintu Tetangga
Jika pintu rumah berhadapan langsung dengan pintu rumah tetangga, diyakini bahwa keberuntungan akan berpindah, terutama jika pintu rumah lebih kecil dibandingkan pintu tetangga yang lebih besar.
Mitos-mitos ini berkembang dari generasi ke generasi tanpa bukti yang jelas, sehingga tidak dapat dijadikan pegangan atau kepercayaan yang benar.
Tanggapan Islam terhadap Mitos-Mitos Terkait Rumah
Bagaimana tanggapan Islam terhadap mitos-mitos tersebut? Tentunya, dalam Islam, hal ini dianggap batil atau tidak benar. Terdapat dua alasan utama:
Mitos-mitos ini terkait dengan kepercayaan dan keyakinan yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah maupun syar'i.
Dalam Islam, keyakinan harus didasarkan pada dalil dari Al-Qur’an dan hadis. Jika tidak ada landasan dalil yang sahih, maka seluruh mitos ini dianggap batil, tertolak, dan tidak boleh dipercaya.Mitos-mitos ini dikaitkan dengan kesialan atau keberuntungan.
Dalam Islam, menganggap sial pada sesuatu dikenal sebagai tathoyyur, yaitu menghubungkan kesialan dengan sesuatu yang dilihat, didengar, atau diyakini. Tathoyyur hukumnya haram dalam Islam dan termasuk dalam bentuk kesyirikan, karena menisbatkan kejadian buruk pada sesuatu selain kehendak Allah.
« الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ » ثَلاَثًا، « وَمَا مِنَّا إِلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ »
“Beranggapan sial adalah kesyirikan, beranggapan sial adalah kesyirikan.” (Beliau mengulanginya sampai tiga kali). Kemudian Ibnu Mas'ud berkata, “Tidak ada yang bisa menghilangkan sangkaan jelek dalam hatinya, namun Allah-lah yang menghilangkan anggapan sial tersebut dengan tawakkal.”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Solusi Bagi yang Mempercayai Mitos
Bagi mereka yang masih mempercayai mitos-mitos tersebut, solusinya adalah bertawakkal, yaitu bersandar sepenuhnya kepada Allah. Meyakini bahwa segala kesialan dan keberuntungan semata-mata berasal dari Allah, dan hanya Allah yang mampu menghilangkan kesialan atau keburukan yang dirasakan.
Mengapa Menganggap Sial Termasuk Syirik?
Menganggap sial atau tathoyyur dikategorikan sebagai syirik karena dua alasan:
Menganggap sesuatu sebagai sebab tanpa dasar syar’i atau ilmiah.
Misalnya, mempercayai bahwa angka tertentu membawa kesialan, padahal tidak ada dalil yang menyatakan demikian, dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut. Ini berarti menjadikan sesuatu sebagai sebab tanpa ada alasan yang sah menurut agama atau ilmu.Menafikan ketawakkalan kepada Allah.
Mengaitkan nasib sial dengan sesuatu selain Allah dapat mengurangi ketawakkalan. Allah berfirman, "Barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya.” (QS. At-Talaq: 3). Oleh karena itu, buanglah jauh-jauh anggapan sial tersebut dan gantilah dengan tawakkal kepada Allah.
Selain itu, disarankan membaca doa berikut ketika muncul perasaan khawatir atau prasangka buruk terhadap sesuatu:
اللَّهُمَّ لَا يَأْتِي بِالْحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا يَدْفَعُ السَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan selain Engkau, dan tidak ada yang dapat menolak keburukan selain Engkau. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”
Doa ini dibaca ketika muncul prasangka buruk terhadap sesuatu, agar hati menjadi tenang dan kembali bertawakkal kepada Allah.
Mitos Kesialan dalam Akidah Jahiliyyah dan Fir'aun
Sesungguhnya, menganggap sial pada sesuatu merupakan akidah yang dianut oleh orang-orang jahiliyyah dan kaum Fir'aun. Fir'aun merasa sial dengan kehadiran Nabi Musa yang membawa risalah Allah. Ketika Nabi Musa menunjukkan bukti-bukti kebenaran wahyu, Fir'aun menolak, hingga Allah menurunkan azab berupa musim kemarau panjang dan kekurangan hasil pertanian.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Sungguh, Kami telah menghukum Fir‘aun dan kaumnya dengan (mendatangkan) kemarau panjang dan kekurangan buah-buahan agar mereka mengambil pelajaran." (Al-A‘rāf [7]:130)
Namun, bukannya mengambil pelajaran, Fir’aun justru menuduh bahwa kesulitan yang mereka alami terjadi karena kehadiran Nabi Musa. Fir’aun menyalahkan Nabi Musa dan orang-orang beriman atas musibah yang mereka alami, meskipun semua itu merupakan ketentuan dari Allah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Maka, apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, 'Kami pantas mendapatkan ini (karena usaha kami).' Jika ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya ketentuan tentang nasib mereka (baik dan buruk) di sisi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Al-A‘rāf [7]:131)
Demikian juga pada masa Rasulullah, banyak masyarakat jahiliyyah yang mempercayai bahwa bulan Shafar adalah bulan sial, sehingga mereka menghindari berbagai kegiatan, termasuk pernikahan. Keyakinan batil ini ditentang oleh Rasulullah. Sebagai bukti bahwa anggapan ini tidak benar, Rasulullah menikah dengan Aisyah pada bulan Shafar yang dianggap membawa kesialan oleh kaum jahiliyyah saat itu.
Cara Agar Rumah Mendatangkan Keberkahan dan Kenyamanan
Agar rumah kita penuh berkah, rahmat, dan memberikan ketenangan serta kenyamanan bagi para penghuninya, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Mengisi Rumah dengan Amal Shalih
Usahakan agar rumah selalu diisi dengan amalan baik yang dapat mengundang keberkahan, seperti dzikir, shalat, dan membaca Al-Qur’an.Memilih Rumah Dekat Masjid
Pilih rumah yang berdekatan dengan masjid, agar mudah dalam melaksanakan shalat berjamaah dan terlibat dalam kegiatan keagamaan.Memilih Lingkungan yang Baik
Pilih lingkungan atau tetangga yang baik dan shalih. Ada pepatah bijak "al-jaar qabla ad-daar" (tetangga sebelum rumah), yang menunjukkan pentingnya memilih tetangga yang baik sebelum memilih rumah. Lingkungan yang baik akan membawa kebaikan bagi keluarga.Menghindari Benda-Benda Syirik dan Simbol Kemaksiatan
Hindari meletakkan benda-benda yang mengandung kesyirikan atau kemaksiatan, seperti jimat, benda keramat, atau simbol-simbol setan. Malaikat rahmat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat simbol-simbol tersebut.Mengucapkan Salam Ketika Masuk Rumah
Biasakan mengucapkan salam saat masuk rumah untuk mengundang keberkahan. Allah berfirman,"Apabila kalian memasuki rumah, maka ucapkanlah salam kepada dirimu (penghuninya), sebagai salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberkahi lagi baik." (QS. An-Nur: 61)
Memperbanyak Dzikir di Rumah
Isi rumah dengan dzikir, seperti dzikir pagi dan petang, dzikir sebelum makan, dzikir ketika keluar dan masuk rumah, serta dzikir sebelum tidur. Dzikir akan membawa keberkahan dan melindungi dari gangguan setan.Membaca Al-Qur'an di Rumah
Al-Qur'an adalah kalam Allah dan petunjuk hidup. Allah berfirman,"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-Isra': 82)
Rumah yang sering dibacakan Al-Qur’an, terutama surat Al-Baqarah, akan terhindar dari gangguan setan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya segala sesuatu ada puncaknya, dan puncak Al-Qur’an adalah surat Al-Baqarah. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah." (HR. Muslim)
Memperbanyak Shalat Sunnah di Rumah
Rasulullah ﷺ bersabda,"Hendaklah kalian mengerjakan shalat di rumah kalian, karena sebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat fardu bagi laki-laki." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menghindari Simbol-Simbol Kemaksiatan
Isi rumah dengan simbol-simbol islami dan jauhkan dari hal-hal yang dapat mengundang malaikat rahmat menjauh, seperti musik, lonceng, atau anjing.
Semoga dengan mengamalkan hal-hal ini, rumah kita menjadi tempat yang penuh keberkahan, ketenangan, dan rahmat bagi seluruh penghuninya.
Penutup
Inilah petunjuk Islam agar rumah kita diberkahi dan dirahmati oleh Allah. Mitos-mitos yang tidak jelas sumbernya dan tidak memiliki landasan dalil adalah tertolak, sehingga kita tidak boleh mempercayainya. Bertawakkallah hanya kepada Allah, karena hanya Dia yang mendatangkan kebaikan dan hanya Dia yang mampu menolak keburukan. Allāhu a'lam.
Gabung dalam percakapan